Jepang berencana membuang lebih dari satu juta ton limbah nuklir yang telah diolah ke laut Fukushima. Diketahui, limbah nuklir tersebut sebelumnya digunakan untuk pendinginan reaktor radioaktif PLTN Fukushima Daiichi yang terdampak tsunami pada tahun 2011 silam. Limbah tersebut telah disimpan selama lebih dari 10 tahun dan kini telah kehabisan ruang penyimpanan.
Sikap Republik Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi adalah dengan meminta transparansi dan pengawasan dalam pembuangan limbah nuklir tersebut. Pengawasan terhadap proses pembuangan dilakukan bersama dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
Peneliti senior dalam bidang nuklir di Badan Riset dan Inovasi Nasional, Djarot Sulistio mengatakan Indonesia tidak perlu khawatir akan potensi bahaya yang dapat timbul akibat dari pembuangan limbah nuklir, karena Indonesia memiliki sistem untuk mengecek apakah ikan-ikan dari laut Fukushima terkontaminasi atau tidak.