Makan, makan, dan terus makan (1 – 3 Januari)
Ada dua jenis hidangan utama yang disantap saat perayaan Tahun Baru di Jepang: “osechi” dan “ozoni”. Tentu saja, keduanya lezat.
Osechi punya tradisi panjang mulai era Heian (795-1185). Di kala itu, orang-orang Jepang amat mempercayai takhayul, dan percaya bahwa memasak atau menggunakan tungku pada 3 hari pertama tahun baru akan mengakibatkan nasib buruk. Karenanya, semua sajian yang disantap pada hari-hari tersebut perlu dipersiapkan sejak sebelum tahun baru. Karenanya, jenis-jenis makanan yang tetap awet selama beberapa hari merupakan bagian tak terpisahkan dari hidangan osechi: penganan yang direbus hingga kaldunya meresap, sajian yang terdiri dari bahan-bahan yang dikeringkan, dan acar atau asinan merupakan jamuan utama dari makanan saat Tahun Baru. Selain itu, masing-masing hidangan memiliki makna simbolis berkaitan dengan panjang umur, kesehatan yang baik, kesuburan, kebahagiaan, dan masih banyak lagi–menambah nasib baik seseorang jika disantap.
Ozoni sebenarnya dimulai oleh para samurai sebagai sup bergizi yang dapat dimasak di medan perang, dan kaitannya dengan Tahun Baru dimulai pada abad ke-16 pada akhir periode Muromachi. Bahan utama ozoni adalah kue mochi, dan selain itu, hidangan ini dapat diramu sesuai selera–tidak terhitung lagi banyaknya jenis kaldu yang digunakan untuk ozoni serta bahan-bahan yang digunakan untuk sup di masing-masing wilayah serta masing-masing keluarga.